Saturday, February 12, 2011

Efek Buruk Facebook Pada Saat Putus Cinta


Tidak bisa dipungkiri, putus cinta memang sangat menyakitkan. Namun, akan lebih menyesakkan lagi bila di saat hati masih menyimpan perasaan mendalam, Anda harus melihat kenangan-kenangan dengan mantan kekasih yang tersimpan dalam situs pertemanan Facebook atau bahkan ketika melihat status update mantan pasangan.
Sebelum ada facebook apakah perasaan putus cinta terasa sama menyakitkan seperti saat ini ? menguntungkan Anda atau merugikan ?
Berikut jawabannya :
1. Perubahan status
Ketika memulai hubungan yang baru dengan seseorang, Anda akan dengan senang hati mengganti status Anda dari ‘single’ menjadi ‘in a relationship with’. Namun, hal ini akan berbeda jika Anda baru saja berpisah dari pasangan Anda, akan terasa sangat berat untuk menggantinya kembali menjadi ‘single’.
Akan lebih menyiksa lagi ketika perubahan status itu dipertanyakan banyak orang yang menjadi teman Anda. Anda pun akan merasa sangat tertekan jika harus menjawab semua pertanyaan teman Anda.
Jika ingin menghindari berbagai macam pertanyaan seputar perubahan status ini, Anda dapat menyembunyikan status hubungan, lalu menggantinya dengan ‘single’. Perubahan status Anda pun tidak akan terpublikasi di newsfeed teman Anda sehingga Anda tidak perlu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ingin dihindari.
2. De-tagging
Hal ini tergantung seberapa besar rasa sakit hati yang disebabkan oleh perpisahan. Anda mungkin terlalu sakit hati sehingga memutuskan untuk menghapus tag atau bahkan foto tersebut dari akun Anda.
Mungkin hal ini akan membantu karena Anda tidak lagi dapat membaca komentar-komentar orang tentang foto itu atau melihat kemesraan Anda dan mantan pasangan dalam foto tersebut.
3. Curhat di status
Di saat perasaan tidak menentu, Anda akan mencari pelarian untuk menenangkan hati. Terkadang fasilitas dalam situs pertemanan ini seperti status update menjadi obat sakit hati paling ampuh.
Namun, Anda tidak pernah menyangka bahwa mencurahkan apa yang dirasakan bisa menjadi bumerang bagi Anda dan memperburuk hubungan Anda dengan mantan.
Agar Anda tak semakin tersiksa, sebaiknya cobalah melupakan mantan. Apa yang Anda lakukan saat memutuskan berpisah sudah tidak ada sangkut pautnya lagi dengan mantan kekasih. Jangan hanya karena takut akan merusak hubungan dengannya, Anda harus tenggelam dalam kesepian dan pelarian semu, serta takut mencurahkan apa yang Anda rasakan.
Karena itulah gunanya Facebook, Anda bebas berekspresi, menulis segala pendapat yang ada di pikiran Anda, dan mendapatkan feedback dari teman-teman Anda. Anda pun tidak akan merasa kesepian bahkan hubungan Anda dengan teman-teman pun akan semakin erat.
Akan tetapi, semua tetap ada batasannya. Anda tentu tidak ingin dicap sebagai wanita murahan karena memaki-maki orang dengan bahasa yang kasar pada status update Anda. Curahkan apa yang Anda rasakan dan ada dipikiran Anda dengan menggunakan bahasa sopan.
4. Memutuskan pertemanan pada facebook
Berhentilah selalu melihat akun Facebook mantan. Melihatnya hanya akan membuat Anda lebih sakit hati, apalagi jika si dia menuliskan hal-hal mengenai kehidupan barunya dengan wanita lain.
Jika tidak sanggup dan selalu berakhir pada halaman profilnya, ada baiknya Anda menghapusnya dari daftar teman Anda. Toh, ini bukan berarti menghapus pertemanan di dunia nyata. Semua ini tentu dilakukan atas dasar keinginan Anda untuk melupakan luka masa lalu dan mencoba membuka diri untuk masa depan Anda

Wednesday, February 9, 2011

Islam Tidak Mengajarkan Kekerasan Dalam Berdakwah

Konsep Toleransi dalam Islam
            Toleransi mengarah kepada sikap terbuka dan mau mengakui adanya berbagai macam perbedaan, baik dari sisi suku bangsa, warna kulit, bahasa, adapt-istiadat, budaya, bahasa, serta agama. Ini semua merupakan fitrah dan sunnatullah yang sudah menjadi ketetapan Tuhan. Landasan dasar pemikiran ini adalah firman Allah dalam QS. Al-Hujurat ayat 13:
Seluruh manusia tidak akan bisa menolak sunnatullah ini. Dengan demikian, bagi manusia, sudah selayaknya untuk mengikuti petunjuk Tuhan dalam menghadapi perbedaan-perbedaan itu. Toleransi antar umat beragama yang berbeda termasuk ke dalam salah satu risalah penting yang ada dalam system teologi Islam. Karena Tuhan senantiasa mengingatkan kita akan keragaman manusia, baik dilihat dari sisi agama, suku, warna kulit, adapt-istiadat, dsb.
            Toleransi dalam beragama bukan berarti kita hari ini boleh bebas menganut agama tertentu dan esok hari kita menganut agama yang lain atau dengan bebasnya mengikuti ibadah dan ritualitas semua agama tanpa adanya peraturan yang mengikat. Akan tetapi, toleransi beragama harus dipahami sebagai bentuk pengakuan kita akan adanya agama-agama lain selain agama kita dengan segala bentuk system, dan tata cara peribadatannya dan memberikan kebebasan untuk menjalankan keyakinan agama masing-masing.
            Konsep toleransi yang ditawarkan Islam sangatlah rasional dan praktis serta tidak berbelit-belit. Namun, dalam hubungannya dengan keyakinan (akidah) dan ibadah, umat Islamtidak mengenal kata kompromi. Ini berarti keyakinan umat Islam kepada Allah tidak sama dengan keyakinan para penganut agama lain terhadap tuhan-tuhan mereka. Demikian juga dengan tata cara ibadahnya. Bahkan Islam melarang penganutnya mencela tuhan-tuhan dalam agama manapun. Maka kata tasamuh atau toleransi dalam Islam bukanlah “barang baru”, tetapi sudah diaplikasikan dalam kehidupan sejak agama Islam itu lahir.
            Karena itu, agama Islam menurut hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari, Rasulullah saw. pernah ditanya tentang agama yang paling dicintai oleh Allah, maka beliau menjawab: al-Hanafiyyah as-Samhah (agama yang lurus yang penuh toleransi), itulah agama Islam.

Hubungan antara Toleransi dengan Mu’amalah antar Umat Beragama (Non-Muslim)
            
Dalam kaitannya dengan toleransi antar umat beragama, toleransi hendaknya dapat dimaknai sebagai suatu sikap untuk dapat hidup bersama masyarakat penganut agama lain, dengan memiliki kebebasan untuk menjalankan prinsip-prinsip keagamaan (ibadah) masing-masing, tanpa adanya paksaan dan tekanan, baik untuk beribadah maupun tidak beribadah, dari satu pihakl ke pihak lain. Hal demikian dalam tingkat praktek-praktek social dapat dimulai dari sikap bertetangga, karena toleransi yang paling hakiki adalah sikap kebersamaan antara penganut keagamaan dalam praktek social, kehidupan bertetangga dan bermasyarakat, serta bukan hanya sekedar pada tataran logika dan wacana.
            Sikap toleransi antar umat beragama bias dimulai dari hidup bertetangga baik dengan tetangga yang seiman dengan kita atau tidak. Sikap toleransi itu direfleksikan dengan cara saling menghormati, saling memuliakan dan saling tolong-menolong. Hal ini telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad saw. ketika suatu saat beliau dan para sahabat sedang berkumpul, lewatlah rombongan orang Yahudi yang mengantar jenazah. Nabi saw. langsung berdiri memberikan penghormatan. Seorang sahabat berkata: “Bukankah mereka orang Yahudi wahai rasul?” Nabi saw. menjawab “Ya, tapi mereka manusia juga”. Jadi sudah jelas, bahwa sisi akidah atau teologi bukanlah urusan manusia, melainkan Tuhan SWT dan tidak ada kompromi serta sikap toleran di dalamnya. Sedangkan kita bermu’amalah dari sisi kemanusiaan kita.
            Mengenai system keyakinan dan agama yang berbeda-beda, al-Qur’an menjelaskan pada ayat terakhir surat al-kafirun
Bahwa perinsip menganut agama tunggal merupakan suatu keniscayaan. Tidak mungkin manusia menganut beberapa agama dalam waktu yang sama; atau mengamalkan ajaran dari berbagai agama secara simultan. Oleh sebab itu, al-Qur’an menegaskan bahwa umat islam tetap berpegang teguh pada system ke-Esaan Allah secara mutlak; sedangkan orang kafir pada ajaran ketuhanan yang ditetapkannya sendiri. Dalam ayat lain Allah juga menjelaskan tentang prinsip dimana setiap pemeluk agama mempunyai system dan ajaran masing-masing sehingga tidak perlu saling hujat menghujat.

            Pada taraf ini konsepsi tidak menyinggung agama kita dan agama selain kita, juga sebaliknya. Dalam masa kehidupan dunia, dan untuk urusan dunia, semua haruslah kerjasama untuk mencapai keadilan, persamaan dan kesejahteraan manusia. Sedangkan untuk urusan akhirat, urusan petunjuk dan hidayah adalah hak mutlak Tuhan SWT. Maka dengan sendirinya kita tidak sah memaksa kehendak kita kepada orang lain untuk menganut agama kita.
            Al-Qur’an juga menganjurkan agar mencari titik temu dan titik singgung antar pemeluk agama. Al-Qur’an menganjurkan agar dalam interaksi social, bila tidak ditemukan persamaan, hendaknya masing-masing mengakui keberadaan pihak lain dan tidak perlu saling menyalahkan:
Bahkan al-Qur’an mengajarkan kepada Nabi Muhammad saw. dan ummatnya untuk menyampaikan kepada penganut agama lain setelah kalimat sawa’ (titik temu) tidak dicapai (QS. Saba:24-26):
            Jalinan persaudaraan dan toleransi antara umat beragama sama sekali tidak dilarang oleh Islam, selama masih dalam tataran kemanusiaan dan kedua belah pihak saling menghormati hak-haknya masing-masing (QS. Al-Mumtahanah: 8):
            Al-Qur’an juga berpesan dalam QS 16: 125 agar masing-masing agama mendakwahkan agamanya dengan cara-cara yang bijak.

Oleh :Abdul Fatah

Tuesday, February 8, 2011

Tentang Kritikan Itu


Ketika dihadapkan dengan masalah publik yang berbau kontroversi,tak sedikit orang 
dengan mudahnya mengkritik,mencaci,menyalahkan.
Dewasa ini begitu banyak  “tim juri” ,sang penilai atau pemberi angka terhadap social phenomenon yang terjadi pada bangsa ini,mulai masalah politik,olahraga,pendidikan,agama,hukum,dan hampir semua aspek kehidupan rentan dengan kritikan sampai-sampai si pemberi kritik lupa siapa dirinya?.Memang,kritik itu perlu demi perbaikan terhadap hal yang salah.

Tak jarang kritikan tersebut mengalir begitu saja tanpa filterisasi atau dasar wawasan ilmu yang memadai hingga menyulutkan emosi ,konflik dan kekerasan.Kritikan sudah menjadi trend masa kini dengan berbagai macam alasan yang melatarbelakanginya.Peran mass media juga dirasakan menjadi pemicu mudahnya orang untuk berkritik ria.Tak sedikit orang telah menjadikan informasi mass media,opini para figure masyarakat dan pengamat di televisi,radio atau media massa lainya sebagai kiblat atau dasar orang melakukan kritik.Yang perlu ditekankan adalah yang namanya opini atau pendapat tidaklah semuanya benar adanya.

Kritik adalah masalah penganalisaan dan pengevaluasian sesuatu dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman, memperluas apresiasi, atau membantu memperbaiki sesuatu yang salah. Jadi bisa diambil kesimpulan kritik adalah hasil dari pengamatan yang diberikan untuk meningkatkan dan memperbaiki masalah.Namun,kritik di era sekarang telah banyak menyimpang dari tujuan sebenarnya.Kritik sering digunakan untuk menjatuhkan para rival,sebagai tameng menutupi diri dari kesalahan,sebagai alat mencari pembenaran,adu gengsi,sebagai cara untuk menonjolkan diri,atau sekedar membela kepentingan golongan tertentu (fanatisme),hingga aspek kebenaran dan kritik untuk membangun terabaikan. Kritik juga di artikan sebagai salah satu bentuk komunikasi dalam masyarakat yang bertujuan atau berfungsi sebagai control terhadap jalannya suatu system social atau proses bermasyarakat.

Sebelum mengeluarkan statement atau kritikan terhadap orang lain alangkah baiknya kita memperhatikan dulu:
1.Penuhi dulu dasar ilmu pengetahuan atau wawasan tentang hal yang akan dikritik sebelum memberikan  penilaian
2.Teliti sumber informasinya serta motif sang pemberi informasi.”seeing is believing”
3.Jangan sekali-sekali tertipu dengan perasaan sendiri yang berlebihan akibat reaksi dari informasi yang belum jelas sumbernya. “Tak semua yang loe dengar itu bener”.
4.Kritiklah orang dengan cara santun,sopan dan bijak biar tak menyakiti hatinya dan konflik pun jadi bisa di atasi.
5.Berikanlah kritikan pada sasaran yang tepat.Adalah sia-sia ngomel-ngomel dibelakang,di statu facebook,twitter,atau di tempat umum yang tak berkaitan langsung dengan orang yang mendengar atau membacanya.Jika tidak malah jadi boomerang bagi diri kita sendiri,karena orang akan menjadi risih hingga  berpenilaian yang negative terhadap usaha perbaikan melalui kritik kita.

6. Beri fakta
Kemujaraban dari kritik yang membangun adalah dengan menyampaikannya sesuai porsinya. Sebaliknya, hal-hal kecil yang tidak perlu disampaikan dapat menggagalkan usah perbaikan tersebut.
7. Kendalikan Emosi
Memberikan kritikan yang efektif menuntut anda untuk dapat menetralisir emosi agar tidak mengungkapkannya secara blak-blakan serta terdengar terasa menyakitkan. Untuk situasi tertentu, perhitungkan perasaan yang bersangkutan dan jangan sampai mempermalukannya

8. Empati
Salah satu yang paling manjur yang dapat dilakukan sebelum memberikan kritikan adalah dengan menempatkan diri pada posisi orang yang akan anda kritik. Tidak semua orang senang dikritik dan biasanya seseorang akan merasa diserang. Bila itu yang terjadi, wajar saja jika yang bersangkutan menjadi bersikap membela diri.

9. Bukan Subyektif
Semua jenis kritikan dapat mengandung berbagai prasangka atau interpretasi berbeda tetapi anda dapat mengatasinya dengan menyadari bahwa komentar yang benar dan disadari dengan alasan kuat, lebih dapat diterima.

Sumber:Pengalaman yang ada di benakku sedikit dibumbui teori konflik.

Sejarah & Kontroversi Ahmadiyah


Riwayat Awal
Ahmadiyah merupakan sekte atau gerakan sempalan dalam Islamyang menggeliat di awal abad 20, tepatnya pada 1889, di mana lahir Jemaat Muslim Ahmadiyah. Akarnya adalah sebagian keyakinan bahwa akhir zaman telah tiba, dan pembawa gerakan ini Mirza Ghulam Ahmad merupakan orang yang terpilih sebagai Messiah atau dalam keyakinan Islam disebut sebagai Al-Mahdi yang akan menuntun umat manusia kepada Islam sebenarnya.
Ajaran yang mengambil Islam Sunni sebagai rujukan ini berkembang di Inggris, tentu saja berkat kebijakan kolonialis Inggris di tanah Hindustan, yang tidak begitu mencampuri urusan Agama dan keyakinan. Faktanya, pada masa itu, umat Islam di tanah Hindustanlebih memperhatikan bagaimana hubungan antara kaum Muslim dan Hindu, setelah kerajaan Mughal sebagai kerajaan Islam terakhir di India jatuh di bawah kaki Inggris.

Pada babakan berikutnya, jamaah Ahmadiyah terbagi dalam dua kepemimpinan. Yakni Jamaah Ahmadiyah di Qodyan, dan Jamaah Ahmadiyah di Lahore. Secara prinsip tidak ada perbedaan mendasar dari keduanya. Namun yang lebih prinsipil,  jemaah Lahore tidak mengakui Mirza Ghulam Ahmad sebagai Nabi, melainkan sebagai pembaharu saja.

Berkembang di Tengah Ketidakpastian
Faktor lain yang menumbuhkembangkankan gerakan Ahmadiyah adalah jatuhnya kekhalifahan Usmaniyah. Kemudian, diikuti dengan dikuasainya Ka’bah di Mekkah oleh keluarga Saud yang menginduk gerakan Islam Wahabbi.
Selain itu, terdapat gerakan pembaharuan pan-Islamisme yang dibawakan oleh Jamaludin Al Afghani menegaskan bahwa Islam tidak harus berbentuk Kekhalifahan, sehingga muslim di dunia berhak membangun negara atau bangsanya sendiri. Maka di penjuru bumi muncullah gerakan Islam serupa yang membawa jenis pemimpin rohaniyang bermacam-macam bentuknya, dari Salafi, Mujadidi, Tarikat, Sufi, dsb.
Situasi umat Islam sangat tidak jelas. Harus menginduk ke mana? Harus mengacu kepada siapa? Karena itulah ketika Mirja Ghulam Ahmad mengakui bahwa dirinya adalah salah seorang pembaharu Islam, hal ini sangat menarik bagi umat muslim Hindustan yang membutuhkan kepastian kepemimpinan rohani.
Ajaran Mirza Ghulam Ahmad mendapat tempat, karena memang situasi umat Islam pascaruntuhnya kekhalifahan terakhir begitu menderita di tengah kolonialisme barat. Bagi umat Islam pengikut Mirza Ghulam Ahmad, kondisi dunia seolah mendekati kiamat. Maka tidak heran ajaran Ahmadiyah tumbuh pesat. Saat ini di Pakistan saja pengikutnya berjumlah 4 juta Jiwa. Dan secara keseluruhan di dunia jumlah pengikutnya mencapai 150 juta orang.

Kontroversi Aqidah
Sisi kontroversial dari keyakinan yang dibawa oleh pembaharuan gerakan Ahmadiyah adalah status dari Mirza Ghulam Ahmad sendiri. Dirinya mengakui mendapatkan nubuwat atau ilham kenabian. Padahal Islam menolak Nabi dan Rasul lain setelah Muhammad SAW.
Selain itu, terdapat beberapa perbedaan mencolok dari keyakinan Islam secara umum, yang berkaitan dengan masalah nubuwat mengenai kiamat, dan beberapa permasalahan dasar Aqidah, yang bagi umat Islam sudah final tidak bisa diutak-atik lagi.
Bersamaan dengan kontroversi itu. Adalah rentetan kekerasan atas nama Agama di seluruh penjuru dunia. Karena bagi umat Islammainstream, apa yang dilakukan oleh Ahmadiyah merupakan penodaan terhadap kesucian Islam. Tidak heran umat Islam mengabaikan sumbangsih yang telah diberikan oleh pengikut Ahmadiyah, dan menyebutnya sebagai sumbangsih dari nonmuslim.  
Saat Ini
Memasuki tahun-tahun awal millenium, ajaran mengenai hari akhir masih laku dijual. Bahkan, film tentang kiamat dengan spesial efek yang hebat: 2012 dikerumuni antrean penonton. Ini bisa dikategorikan bahwa ajaran Ahmadiyah masih bisa bertahan hidup dan semakin banyak pengikutnya. Walaupun, tidak semua kalangan mengindikasikannya demikian.
Ajaran Ahmadiyah ini ditolak di banyak negara Muslim, termasuk di Indonesia. Tetapi, dengan lindungan kebebasan dan humanisme yang modern, aksi menghalangi peribadatan Ahmadiyah, bisa dikategorikan sebagai pelanggaran terhadap hak asasi manusia.***


Sumber:Berbagai Sumber

Thursday, February 3, 2011

SEJARAH KERAJAAN SAMBAS

Sejarah tentang asal usul kerajaan Sambas tidak bisa terlepas dari Kerajaan di Brunei Darussalam. Antara kedua kerajaan ini mempunyai kaitan persaudaraan yang sangat erat. Pada jaman dahulu, di Negeri Brunei Darussalam, bertahtalah seorang raja yang bergelar Sri Paduka Sultan Muhammad. Setelah beliau wafat, tahta kerajaan diserahkan kepada anak cucunya secara turun temurun. Sampailah pada keturunan yang kesembilan yaituSultan Abdul Djalil Akbar. Beliau mempunyai putra yang bernama Sultan Raja Tengah. Sultan Raja Tengah inilah yang telah datang ke Kerajaan Tanjungpura (Sukadana). Karena perilaku dan tata kramanya sesuai dengan keadaan sekitarnya, beliau disegani bahkan raja dari kerajaan Tanjungpura rela mengawinkan dengan anaknya bernama Ratu Surya. Dari perkawinan ini terlahirlah Raden Sulaiman. Saat itu di Sambasmemerintah seorang ratu keturunan Majapahit(Hinduisme) bernama Ratu Sepudak dengan pusat pemerintahannya di Kota Lama kecamatan Telok keramat sekitar 36 Km dari kota Sambas. Baginda Ratu Sepudak dikaruniai dua orang putri, yang sulung dikawinkan dengan kemenakan Ratu Sepudak bernama Raden Prabu Kencana dan ditetapkan menjadi penggantinya. Ketika Ratu Sepudak memerintah, tibalah Sultan Raja Tengah beserta rombongannya di Sambas. Kemudian banyak rakyat menjadi pengikutnya dan memeluk agamaIslam. Tak berapa lama, Ratu Sepudak wafat. Menantunya Raden Prabu Kencana naik tahta dan memerintah dengan gelar Ratu Anom Kesuma Yuda. Pada peristiwa bersamaan putri kedua Ratu Sepudak yang bernama Mas Ayu Bungsu kawin dengan Raden Sulaiman (Putera sulung Raja Tengah). Perkawinan ini dikaruniai seorang putera bernama Raden Boma. Dalam pemerintahan Ratu Anom Kesuma Yuda, diangkatlah pembantu-pembantu Administrasi kerajaan. Adik kandungnya bernama Pangeran Mangkuratditunjuk sebagai Wazir Utama. Bertugas khusus mengurus perbendaharaan raja, terkadang juga mewakili raja. Raden Sulaiman ditunjuk menjadi Wazir kedua yang khusus mengurus dalam dan luar negeri dan dibantu menteri-menteri dan petinggi lainnya. Rakyat lebih menghargai Raden Sulaiman daripada Pangeran Mangkurat, hingga menimbulkan rasa iri dihati Pangeran Mangkurat. suatu ketika ‘tangan kanan’ Raden Sulaiman bernama Kyai Satia Bakti dibunuh pengikut Pangeran Mangkurat. setelah dilaporkan kepada raja, ternyata tak ada tindakan positif, suasana makin keruh. Raden Sulaiaman mengambil kebijaksanaan meninggalkan pusat kerajaan, menuju daerah baru dan mendirikan sebuah kota dengan nama Kota Bangun. Jumlah pengikutnya pun makin banyak. Hal ini menggerakkanPetinggi NagurBantilan dan Segerunding mengusulkan untuk berunding dengan Ratu Anom Kesuma Yuda. Hasil mufakat kerajaan memerintahkan keduanya meninggalkan Kota Lama. Raden Sulaiman menuju Kota Bandir dan Ratu Anom Kesuma Yuda berangkat menuju SungaiSelakau. Kemudian agak ke hulu dan mendirikan kota dengan ibukota pemerintahannya diberi nama Kota Balai Pinang.
Meninggalnya Ratu Anom Kesuma Yuda dan Pangeran Mangkurat, putera Ratu Anom yang bernama Raden Bekut diangkat menjadi raja dengan gelar Panembahan Kota Balai. Beliau beristrikan Mas Ayu Krontiko, puteri Pangeran Mangkurat. Raden Mas Dungun putera raden Bekut adalah Panembahan terakhir Kota Balai. Kerajaan ini berakhir karena utusan Raden Sulaiman menjemput mereka kembali ke Sambas. Kurang lebih 3 tahun kemudian berdiam di Kota Bandir, atas hasil mufakat, berpindahlah mereka dan mendirikan pusat pemerintahannya di Lubuk Madung, pada persimpangan tiga sungai : sungai Sambas KecilSungai Subah dan Sungai Teberau. Kota ini juga disebut orang “ Muara Ulakan“. Kemudian keraton kerajaan dibangun dan hingga kini masih berdiri megah. Di tempat inilah Raden sulaiman dinobatkan menjadi Sultan Pertama di kerajaan Sambas dengan gelar Sultan Muhammad Syafeiuddin I (lihat foto di halaman muka). Saudara-saudaranya,Raden Badaruddin digelar Pangeran Bendahara Sri Maharaja dan Raden Abdul Wahab di gelar Pangeran Tumenggung Jaya KesumaRaden Bima (anak Raden Sulaiman) keSukadana dan kawin dengan puteri raja Tanjungpura bernama Puteri Indra Kesuma (adik bungsu Sultan Zainuddin) dan dikaruniai seorang putera diberi nama Raden Meliau, nama yang terambil dari nama sungai di Sukadana. Setahun kemudian mereka pamit ke hadapan Sultan Zaiuddin untuk pulang ke Sambas, oleh Raden Sulaiman dititahkan berangkat ke Negeri Brunaiuntuk menemui kaum keluarga. Sekembalinya dari Brunai, Raden Bima dinobatkan menjadi Sultan dengan gelar Sultan Muhammad Tadjuddin. Bersamaan dengan itu, Raden Akhmad puteraRaden Abdu Wahab dilantik menjadi Pangeran Bendahara Sri Maharaja. Wafatnya Sultan Muhammad Tadjuddin, pemerintahan dilanjutkan Puteranya Raden Meliau dengan gelar Sultan Umar Akamuddin I. Berkat bantuan permaisurinya bernama Utin Kemala bergelar Ratu Adil, pemerintahan berjalan lancar dan adil. Inilah sebabnya dalam sejarah Sambas terkenal dengan sebutan Marhum Adil, Utin Kemala adalah puteri dari Pangeran Dipa (seorang bangsawankerajaan Landak) dengan Raden Ratna Dewi (puteri Sultan Muhammad Syafeiuddin I). Ketika Sultan Umar Akamuddin I wafat, puteranya Raden Bungsu naik tahta dengan gelarSultanAbubakar Kamaluddin. Kemudian diganti oleh Abubakar Tadjuddin I.Berganti pula dengan Raden Pasu yang lebih terkenal dengan nama Pangeran Anom. Setelah naik tahta beliau bergelar Sultan Muhammad Ali Syafeiuddin I. Sebagai wakilnya diangkatlah Sultan Usman Kamaluddindan Sultan Umar Akamuddin III. Pangeran Anom dicatat sebagai tokoh yang sukar dicari tandingannya, penumpas perampok lanun. Setelah memerintah kira-kira 13 tahun (1828), Sultan Muhammad Ali Syafeiuddin I wafat. Puteranya Raden Ishak (Pangeran Ratu Nata Kesuma)baru berumur 6 tahun. Karena itu roda pemerintahan diwakilikan kepadaSultan Usman Kamaluddin. Tanggal 11 Juli 1831, Sultan Usman Kamaluddin wafat, tahta kerajaan dilimpahkan kepadaSultan Umar Akamuddin III. Tanggal 5 Desember 1845Sultan Umar Akamuddin III wafat, maka diangkatlah Putera Mahkota Raden Ishak dengan gelar Sultan Abu Bakar Tadjuddin II. Tanggal 17 Januari 1848putera sulung beliau yang bernama Syafeiuddin ditetapkan sebagai putera Mahkota dengan gelar Pangeran Adipati. Tahun 1855 Sultan Abubakar Tadjuddin IIdiasingkan ke Jawa oleh pemerintah Belanda (Kembali ke Sambas tahun 1879). Maka sebagai wakil ditunjuklah Raden Toko’ (Pangeran Ratu Mangkunegara) dengan gelar Sultan Umar Kamaluddin. Pada tahun itu juga atas perintah Belanda, Pangeran Adipati diberangkatkan ke Jawa untuk study. Tahun 1861 Pangeran Adipati pulang ke Sambas dan diangkat menjadi Sultan Muda. Baru pada tanggal 16 Agustus 1866 beliau diangkat menjadi Sultan dengan gelar sultan Muhammad Syafeiuddin II. Beliau mempunyai dua orang istri. Dari istri pertama (Ratu Anom Kesumaningrat) dikaruniai seorang putera bernama Raden Ahmad dan diangkat sebagai putera Mahkota. Dari istri kedua (Encik Nana) dikaruniai juga seorang putera bernama Muhammad Aryadiningrat. Sebelum manjabat sebagai raja, Putera Mahkota Raden Ahmad wafat mendahului ayahnya. Sebagai penggantinya ditunjuklah anaknya yaitu Muhammad Mulia Ibrahim. Pada saat Raden Ahmad wafat, Sultan Muhammad Syafeiuddin II telah berkuasa selama 56 tahun. Beliau merasa sudah lanjut usia, maka dinobatkan Raden Muhammad Aryadiningrat sebagai wakil raja dengan gelar Sultan Muhammad Ali Syafeiuddin II. Setelah memerintah kira-kira 4 tahun, beliau wafat. Roda pemerintahan diserahkan kepada Sultan Muhammad Mulia Ibrahim. Dan pada masa pemerintahan raja inilah, bangsaJepang datang ke Sambas. Sultan Muhammad Mulia Ibrahim adalah salah seorang yang menjadi korban keganasan Jepang. Sejak saat itu berakhir pulalah kekuasaan Kerajaan Sambas. Sedangkan benda peninggalan Kerajaan Sambas yang masih tersisa antara lain tempat tidur raja, kaca hias, seperangkat alat untuk makan sirih, pakaian kebesaran raja, payung ubur-ubur, tombak canggah, meriam lele, 2 buah tempayan keramik dari negeri Cina dan kaca kristal dari negeri Belanda.