Saturday, June 25, 2011

Orang Tua Di Masa Tua

Ketika manusia beranjak dewasa, jalan hidup memilihkannya alur untuk memulai kehidupan mandiri. Pikirannya semakin berkembang, dan kemauannya semakin kompleks, dan semua menunggu untuk terpenuhi. Area hidup yang semula dalam asuhan orang tua, namun seiring dengan berlalunya waktu, kita diajukan pada berbagai pilihan hidup yang tak jarang membentangkan jarak yang menjauhkan dari orang tua.
Tuntutan hidup inilah yang akhirnya mau tidak mau mendesak para orang tua untuk rela melepaskan anak- anaknya jauh dan memilih jalan takdir mereka sendiri. Rela tidak rela, namun tanpa kuasa mereka harus merelakannya. Segenap doa mereka panjatkan kepada sang maha hidup agar anak- anak mereka selalu dalam pengawasan terbaikNya.
Ketika kesuksesan sudah digenggaman, sang anakpun berbangga dan berbahagia. Namun hal itu belum seberapa jika dibandingkan dengan kebahagiaan sejati para orang tua. Mungkin dari mereka banyak yang tidak ikut menikmati, namun begitulah orang tua, melihat kebahagiaan anak- anak mereka, itu sudah lebih dari cukup.
Para orang tua tidak menuntut harta atau cipratan kemuliaan dari anak- anak mereka. Bahkan kalau mereka berpunya, justru mereka yang akan dengan sukarela membagi- bagikan semua yang mereka miliki kepada anak- anak mereka.
Setelah semuanya telah terengkuh, namun kebanyakan dari kita melupakan satu hal. Waktu seakan sudah melenakan kita dari satu detikpun untuk berkirim kabar atau sekedar mengetahui keadaan orang tua terkasih, apalagi sampai mengunjunginya. Masih ingatkah kita, ketika kecil dulu, bahkan semua waktu hanya tercurah untuk kita, seakan dunia orang tua telah kita beli dengan kepengurusan atas diri kita. Tapi sekarang... keadaan itu berbalik dengan yang kebanyakan kita lakukan sebagai balas jasa kita untuk mereka.
Pahamilah hati orang tua dengan bayangan bahwa nanti ketika saat itu tiba untuk kita. Saat dimana kitapun akan menua. Ketika belahan hati telah jauh, yang diharapkannya hanya ketulusan perhatian lewat kunjungan ataupun hanya sekedar pembicaraan singkat lewat telefon. Bayangkan ketika orang tua harus melewati hari- harinya dalam kesepian dan sendirian. Ibaratnya, susah payah dan sakit badan serta hatipun harus mereka tanggung sendiri. Sedangkan anak yang mereka telah besarkan dengan susah payah dan penuh pengorbanan, kini telah pergi untuk berbahagia dengan kehidupannya sendiri.
Sungguh, para orang tua tidak akan menuntut untuk berbagi kebahagiaan itu, bahkan mungkin sebagian dari mereka coba untuk berbicara dengan diri dan menyediakan sejuta pemakluman, bahwa siklus hidup memang begitulah adanya. Tapi bukankah mereka adalah orang tua kita? mereka yang berjasa sampai kita pada level sekarang ini. Mereka masih dan akan tetap berhak atas kita. Jika kita membaiki orang lain, lebih diutamakan dahulu kita harus berbuat baik kepada orang tua.
Begitulah ketika orang tua harus melewati babak akhir dari kehidupannya. Walaupun begitu banyak harta kekayaan yang dimiliki, toh semua hanya benda mati yang tidak memberi rasa dan membangkitkan gairah hidup mereka. Walaupun absennya hadiah atau buah tangan dari anak- anak dan cucu mereka saat mengunjungi dan memperhatikannya, itu tidak masalah, karena sungguh kedamaian hati itulah yang tak bisa terbeli
Kalau saja usia tidak menuakan mereka, selamanya mereka akan tetap mengasuh kita. Mereka tak akan peduli seberapa dewasa dan mandirinya anak- anak mereka, orang tua tetaplah orang tua. Mereka akan tetap memelihara dengan kasih sayang yang paling paten kualitasnya untuk kita. Tidak ada balasan, tidak masalah. Tidak ada penghargaan, bukan hal yang perlu dirisaukan. Itulah orang tua.
Apakah anda termasuk orang yang sukses sekarang? kalau jawabannya adalah ya, pertanyaan selanjutnya adalah, apa kabar orang tua anda yang jauh disana?.
Kesuksesan tidak berarti apa- apa jika kita mengesampingkan dan atau bahkan membuang arti kasih dari orang tua. Kemuliaan yang kita raih sebagai bukti kerja keras, tidak akan memuliakan kita jika hal itu justru menggiring kita untuk mendapat titel anak durhaka.
Suatu hari kitapun insyaallah akan menjadi seperti mereka. Dan bila saat itu datang, kitapun ingin mendapatkan perlakuan sebaik- baiknya. Allah maha mengetahui dan maha adil terhadap hamba- hambanya, bagaimana perlakuan kita terhadap orang tua, siapa yang bisa menebak jika perlakuan yang sama akan kita terima kelak dari anak- anak kita. Tentunya, manusia yang cerdas tidak akan salah membuat `investasi`  yang akan dia panen sendiri dimasa depan.
(Syahidah) 

Wahai Dosen, Berbicaralah dengan Bahasa Manusia!

Itulah teriakan para mahasiswa kepada dosennya, yang mungkin nggak pernah tersampaikan, dan saya yakin akan menjadi blunder kalau diungkapkan. Kecuali bagi para mahasiswa yang memiliki kebebasan nilai IPK, kebebasan pola pikir, kebebasan penelitian, kebebasan finansial dan kebebasan ketergantungan serta ketaatan kecuali kepada satu yang Diatas. Mahasiswa pedjoeang yang tetap mau mengatakan kebenaran meskipun itu sangat sulit, pahit dan sakit. Tidak saya rekomendasikan, karena ungkapan semacam "Sensei no jugyo wa sonna naiyo deshitara, i-me-ru de okutta hou ga yoi dewanai deshouka?" (kalau isi kuliahnya kayak gitu, lebih baik kalau anda kirimkan ke saya lewat email saja prof) :) , saya jamin akan membuat nilai kita jadi Fuka alias tidak lulus. Jangan dilakukan, cukup saya yang jadi korban harus mengambil mata kuliah yang sama selama tiga tahun berturut-turut, sampai akhirnya harus puas mendapatkan nilai Ka alias C dari sang Professor. Professorku yang akhirnya jadi sahabatku dan membimbing penelitianku, meskipun tetap tidak bisa menghilangkan cacat nilaiku

Saya mengajak bapak ibu dosen untuk mencoba memikirkan kembali hakekat kita ngajar. Ngajar mahasiswa mengandung makna besar mendidik dan membina generasi muda kita. Dalam sejarah kebangkitan bangsa-bangsa, peran mahasiswa selalu tercatat, menjadi garda depan perubahan, kontribusinya sangat besar dan dominan. Mahasiswa adalah anasirut taghyir alias agen perubahan yang akan mewarnai masa depan dan membentuk karakter suatu bangsa. Bayangkan, pendidikan dan pembinaan orang-orang seperti itu diserahkan ke kita, para dosen dan pendidik. Beban berat yang harus kita pikul dan perlu perdjoeangan untuk melaksanakannya dengan sungguh-sungguh.

Saya sempat melakukan studi kecil-kecilan, tentang harapan mahasiswa kepada dosennya. Dosen seperti apa yang sebenarnya mereka harapkan. Cukup menakjubkan, bahwa mahasiswa sangat jujur menilai kita. Sebenarnya posting ini adalah satu otokritik kepada diri saya sendiri, karena masih banyak karakter saya yang mungkin tidak diharapkan oleh mahasiswa. Kalau kita simpulkan ada empat karakteristik dosen yang diharapkan mahasiswa, dan jujur saja akan mereformasi dan mengantarkan kita menjadi sosok Dosen 2.0
  1. Memiliki Kemampuan Verbal: Pintar jangan untuk diri sendiri, tapi juga untuk orang lain. Bahasa gampangnya, permintaan mahasiswa kepada kita supaya belajar untuk mengajar, dan bukan hanya belajar untuk diri kita sendiri. Dosen diharapkan punya keseimbangan dalam pengetahuan taksit (know-how dan pengalaman lapangan) dan pengetahuan eksplisit (tertulis di textbook dengan berbagai teoritikalnya). Beri mahasiswa lebih banyak pengetahuan taksit karena know-how dan pengalaman lapangan yang kita miliki akan membuka wawasan mereka lebih luas. Memanjang-lebarkan penjelasan ke bahasan yang sudah jelas bin cetho tertulis di buku akan membuat kuliah kita jadi kering, garing dan membosankan. Kebiasaan kita dalam menggunakan bahasa sulit dalam menjelaskan suatu hal juga dikritik, ditambah dengan nafsu untuk memasukkan semua materi kuliah ke slide presentasi. Jangan buat kacamata kita semakin tebal, itu harapan para mahasiswa :) Mari kita gunakan bahasa manusia yang baik dan benar, dosen datang untuk memahamkan ke mahasiswa, bukan untuk menambah pusing mahasiswa yang sudah pusing dengan tugas mandiri, UTS dan UAS :)
  2. Memiliki Kemampuan Tulis : Kritikan paling tajam adalah kebiasaan kita menggunakan bahasa tulis ala paper yang dingin dan formal. Ngeblog adalah terapi yang sangat efektif mengatasi kelemahan kita yang tidak terbiasa menggunakan bahasa manusia dalam menulis. Posting artikel populer dalam bentuk journal pribadi yang banyak menggunakan ungkapan hati ala blog, akan mereformasi gaya tulisan kita. Menulislah dengan hati, karena kekuatan kata-kata kita akan memberikan motivasi tinggi kepada para mahasiswa dan mahasiswi. Jangan pernah nyontek tulisan orang lain karena itu akan blunder, membuat generalisasi negative image ke semua perilaku kita. Apalagi kalau menerapkan standard ganda dengan membuat tidak lulus mahasiswa yang melakukan copy-paste pada laporan tugas mandirinya. Kegiatan copy-paste mahasiswa kadang harus disikapi dengan bijak, mungkin mereka belum kita ajarkan tentang peraturan APA masalah pengambilan referensi dan pembuatan kutipan. Justru copy-paste yang dilakukan dosen dan pendidik adalah penghianatan besar, membuat damage yang sangat luas ke lingkungan dan kegiatan hina yang tidak termaafkan.
  3. Open Mind dan Karakter Berbagi : Terbuka, jujur dan mau menerima kritik adalah sifat penting yang diharapkan mahasiswa ke dosennya. Karakter ringan tangan, senang berbagi ilmu dan project ;) , mau bergaul dengan mahasiswa dan bahkan mendekati mereka dengan "bahasa mereka" adalah sifat yang menentramkan mahasiswa. Mahasiswa, selain sebagai murid, juga adalah teman, partner dan customer dari sang dosen. Janganlah dosen bersifat terlalu jaim, jayus apalagi jablai, karena itu akan membuat mahasiswa makin tidak simpatik. Kalau sudah nggak simpatik, sebaik apapun ilmu pengetahuan dan nasehat yang kita berikan akan hancur, musnah dan mahasiswa akan main hati. Mari kita menjaga hati mereka Kadang mengikuti behavior mereka dengan membuat account friendster dan facebook juga bukan pilihan buruk. Meminta mereka membuat laporan dalam bentuk tulisan lewat fitur blog di friendster kadang saya lakukan untuk men-terapi mahasiswa-mahasiswa saya yang sudah sulit dikendalikan lewat cara konvensional
  4. Memiliki Kemampuan Teknis : Cukup mengejutkan bahwa technical skill ternyata bukan hal utama yang diharapkan oleh mahasiswa ke dosennya. Sudah menjadi hal yang jamak bahwa kemampuan teknis khususnya yang berhubungan dengan pengetahuan eksplisit, sebenarnya bisa didapat dari berbagai literatur, buku dan ebook yang didapat dengan mudah oleh mahasiswa lewat internet. Perlu saya beri catatan khusus, pada jurusan computing, mahasiwa kita kadang punya technical skill yang lebih tinggi daripada kita, misalnya berhubungan dengan programming, troubleshoting, dan trend teknologi. Berkata tidak tahu, adalah suatu hal yang biasa dalam iklim pendidikan di kampus. Mengungkapkan akan mencoba mempelajari masalah itu dan dijadikan bahan diskusi pertemuan pekan depan, adalah jawaban dosen pedjoeang yang jujur dan bertanggungjawab.
      Untuk para dosen, sekali lagi, anak-anak muda, para pembaharu dan penentu masa depan bangsa ada di depan kita. Kitalah yang menentukan apakah mereka akan menjadi seorang pemimpin besar, mujaddid besar, dan ilmuwan besar, yang akan memperbaiki republik ini.

      Untuk para mahasiswa, beri kami kesempatan untuk berbenah dan memperbaiki diri. Insya Allah kami akan berusaha menjadi pembimbing dan pendidik yang baik untuk anda sekalian. Kami tidak menginginkan apapun dari kalian semua, selain harapan supaya mahasiswa tetap komitmen untuk belajar dan berdjoeang keras, serta pantang menyerah. Hentikanlah sikap main-main, selalu jaga karakter serius dan profesional dalam kegiatan berhubungan dengan tugas belajar. Bersikaplah seperti layaknya seorang ksatria dan agen perubahan, yang akan mengantarkan republik ini ke jalan yang lebih baik.

      Sumber : (http://www.ubb.ac.id)

      Duhai Jiwa Keropos Iman



      Duhai jiwa yang keropos imannya.
      Saatnya engkau bangkit dari keterlenaan dunia.
      Rengkuh iman yang dulu menyala di dada.
      Diri yang penuh  lumpur dosa dan  nista.
      Butuhkan suntikan religi membara
      Reguk manisnya sujud cinta.
      Di atas taubatan nashuha.


      By: Yuliana Pendamba Surga (Penulis Cerpen Cahaya Ilahi)


      Lumayan buat menyiram jiwaku yang kering dan tandus ,Sabtu 01.17 (25 Juni 2011)



      Sunday, June 12, 2011

      Pribadi Pria Melalui Facebooknya


           Profil di akun Facebook bagaikan wajah dan resume sosial di dunia maya. Segala fitur yang ada di dalamnya, foto-foto, teman dan kelompok yang diikuti melukiskan gambaran dari kepribadiannya.

      Bila ingin menelisik lebih lanjut seorang pria, ada baiknya menengok laman akun Facebooknya. Anda dapat melihat apakah si dia seorang yang benar-benar romantis atau pria yang wajib diabaikan.

      Simak beberapa langkah seperti dikutip dariYourtango berikut.

      Foto profil

      Gambar mampu berbicara. Seorang pria yang berpose dengan gitar, mobil atau bola menunjukkan ia sangat mencintai hobinya, atau ingin wanita mengerti pribadinya. Berpose bersama hewan peliharaan menunjukkan dia mungkin seorang yang peduli. Agar meyakinkan, klik album fotonya dan pastikan hal tersebut ada di dalamnya.

      Info 'tentang saya'
      Jika isinya sangat panjang, Anda tentu harus berpikir ulang mengapa ia mesti menulis segala hal tentang dirinya. Dia mungkin seorang yang sombong atau menganggap privasi bukan hal penting. Jangan terkejut ketika ia menceritakan hubungan yang terlalu detil di laman Facebooknya.

      Status terkini

      Pria yang selalu mengirim status hal yang ia alami bisa berarti memiliki waktu luang yang kelewat banyak, atau berusaha meningkatkan harga diri. Pria yang jarang sekali mengepos status mungkin takut atas penilaian atau komentar dari teman-temannya.

      Konten statusnya

      Jika Farmville dan atau Mafia Wars menghiasi 50 persen atau lebih dari statusnya, ia mungkin seorang yang tidak bekerja di dunia nyata atau tengah berlindung di dunia maya. Pria jenis ini mungkin mengalami masalah untuk menghadapi situasi sosial misalnya menghadapi kencan dan pertemuan keluarga.

      Status hubungan

      Meski mengatakan dirinya lajang, namun status di Facebooknya dalam hubungan. Berarti, pria ini hanya ingin menggoda. Dan, jika profilnya mengatakan dia sudah menikah, segera hapus dari daftar teman sebelum ia mencoba merayu Anda.

      Kebiasaan 'mencolek'

      Orang yang senang mencolek di laman Facebook adalah tipe terburuk. Dia membiarkan Anda tahu dirinya tertarik, tanpa perlu melakukan apapun. Selain itu, dia menggoda untuk menarik perhatian wanita. Kemungkinannya, ia 'mencolek' beberapa wanita sekaligus.

      Teman-temannya

      Jika orangtua masuk dalam daftar temannya, ia adalah seorang yang dekat dengan keluarga. Namun, pria yang memiliki teman lebih dari 1.000 mencirikan ia sulit mengatakan 'tidak'. 
      Fans 
      Seorang pria yang 'suka' terhadap segala sesuatu seperti orang, produk, merek, peristiwa, kelompok, karakter kartun, dan bahkan nama tampaknya sedikit putus asa. Atau, mungkin ia ingin membuat citra diri.

      Permintaan jadi fans-nya

      Pria yang bukan selebritas atau atlet profesional namun meminta orang untuk menjadi 'penggemarnya' adalah ciri orang yang sombong atau merasa tidak aman dengan dirinya. Sehingga, ia harus memiliki pengingat bahwa selalu memiliki 'teman'. Tolak permintaannya dan sebaiknya cari pria yang memiliki keinginan normal.


      "Tidak semua yang anda baca itu benar",hohoho...
      Sumber :VIVAnews.com