Saturday, March 19, 2011

SUPERMOON TONIGHT



















Teras Info - Malam ini, tepatnya 19 Maret 2011, akan terjadi fenomena Supermoon. Apa itu supermoon? Supermoon (Lunar Perigee) adalah peristiwa purnama saat bulan berada pada jarak terdekatnya dengan bumi (perigee) yaitu berjarak 221.567 mil atau 356.578 Km (Kilometer).Peristiwa Supermoon ini merupakan peristiwa langka yang terjadi setiap 18 tahun sekali, yaitu jarak bulan paling dekat dengan bumi sejak 1993. Selain kita bisa melihat pemandangan bulan yang lebih terang nan jernih yang menerangi bumi malam ini dengan jaraknya yang lebih dekat, Planet Saturnus pun bisa sekalian kita amati karena berada didekatnya. Ya..tentunya jika ingin bisa melihat keduanya dengan lebih mantabs, gunakanlah teleskop.

Supermoon (Lunar Perigee) di Indonesia akan tampak mulai pada sabtu malam ini sekitar pukul 19.00 WIB dan puncaknya pada tengah malam, pukul 00.00 WIB minggu dinihari.

Terkait dengan peristiwa Supermoon ini, sebagian orang mengaitkan peristiwa ini dengan bakal tanda terjadinya bencana alam, benarkah itu? Nyooo...mari kita cari kebenarannya..

Menurut badan Antariksa Amerika Serikat (NASA), peristiwa supermoon memang berpengaruh terhadap bumi, yaitu mengakibatkan terjadinya pasang air laut karena gaya tarik bulan, namun berdasarkan perhitungan NASA, kenaikan air laut saat terjadi Supermoon hanya sekitar 15 cm (centimeter) saja, tidak sampai menyebabkan gelombang tinggi.

Sedangkan menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Maritim, Tanjung Perak, Surabaya,munculnya fenomena Supermoon bisa mengakibatkan banjir rob di sejumlah daratan. Misalnya saja untuk kawasan Surabaya Timur, yaitu dari Kenjeran, Gedangan Sidoarjo sampai Pasuruan, ketinggian pasang air laut bisa mencapai 110 sampai dengan 130 cm (centimeter) diatas permukaan laut.

Namun, jangan cemas dulu, karena itu semua merupakan hal biasa yang terjadi pada fenomena alam, serta tidak ada pengaruhnya dengan cuaca. So..silahkan untuk menikmati indahnya Sang Supermoon malam ini, begadang bila perlu sambil mamingan sama pacar untuk melihat puncaknya pada tengah malam nanti, so sweet ...he..he..he...

Sumber-sumber:http://www.tempointeraktif.com/hg/iptek/2011/03/18/brk,20110318-321107,id.html

Monday, March 7, 2011

Alasan Mengapa Pelabuhan Sambas Jarang di Singgahi

Tiang Kapal Inggris Borneo yang karam di perairan sungai Sambas. 
Sari Borneo name kapalnye
Masuk ke Sambas sangatlah sakal (sulit,red) 
Kaptennye bodo indak berakal
Tantukan batu masih dilanggar


Hari Kurniathama, SAMBAS 


BEGITULAH bunyi pantun orang dahulu menyindir kapal Inggris yang karam melanggar batu di perairan Sungai Kecil Sambas di wilayah Kampung Sibatu (Kini Dusun Sebatu Timur Desa Tebing Batu) Kecamatan Sebawi. Kawasan ini oleh orang akrab disapa Sebatok. Kini hanya tiang dan sebagian puing kapal yang tersisa dan dapat dilihat warga.  Akibat dari peristiwa itu tak ada lagi kapal besar yang lewat dan singgah ke pelabuhan Sambas. 

Wilayah karamnya kapal ini berjarak sekitar 12 Km dari Kota Sambas. Menurut salah satu bagian tulisan buku berjudul Asal Usul Kerajaan Sambas oleh Haji Uray Djalaloeddin Yusuf Dato Ronggo yang tersimpan rapi di Kantor Arsip Daerah dan Perpustakaan Daerah Kabupaten Sambas,  tahun 1815, Sultan Abu Bakar Tajuddin I mangkat untuk penggantiannya dinobatkan putra mahkota Pangeran Anom menjadi sultan dengan gelaran Sultan Mohammad Ali Tsafioeddin (Sultan yang ke 8). Dalam tahun itu juga datang ke Sambas sebuah kapal kepunyaan Inggris bernama “Borneo”.  Namun sering orang setempat menyebutnya Sari Borneo.

Kedatangan membawa robongan pejabat dari Inggris, membawa surat resmi dari pemerintahan Tinggi Inggris (Engelsche Tussen Bestuur) dari Betawi. Surat resmi tersebut berisikan pengakuan serta mengesahkan Pangeran Anom sebagai putra mahkota. Dan dinyatakan pula bahwa putra mahkota mempunyai hak warisan Kerajaan Sambas turun temurun. Dikabarkan pula ketika kapal utusan ini berlayar kembali pulang ke Betawi, sampainya di Kampung Sibatu dalam Sungai Sambas kecil telah melanggar batu,  hingga pecah. Rangka-rangka kapal tersebut sampai sekarang masih dapat kita lihat di kampung Sibatu (Kini Sebatok).

Cerita serupa persis dengan yang diutarakan Kepala Desa Tebing Batu Asmo’i. Kepala desa ini adalah anak ke-5 dari Dahlan yang dulu pernah menjabat Wakil Kepala Desa Sebatok. Sang ayah merupakan sesepuh warga Sebatok yang tahu persis sejarah tenggelamnya Kapal Inggris tersebut. Menurut penuturan sang kades, di tahun tersebut, kapal ini sudah terlebih dahulu masuk ke Pelabuhan Sambas di Kota Bangun, masuk dari Kuala Tebas yang jika diteruskan menghadap laut Cina Selatan. Wilayah Sebatok inilah termasuk perairan utama sebelum semua kapal pelayaran masuk ke pelabuhan Sambas.

Kedatangan kapal ini membawa utusan dari Inggris, untuk menghadiri penobatan sultan. Pulang dari Sambas melalui kembali menempuh jalur Sebatok. Konon ceritanya, kapal ini saat memasuki jalur Sebatok melihat banyak batu. Yang berdasarkan cerita rakyat batu-batu tersebut merupakan reruntuhan Gunung Sebatok yang kalah diterjang Gunung Senujuh. Gunung Sebatok sendiri dulunya persis berada di samping kanan tempat kerangka kapal Inggris ini bersemayam. Tenggelamnya kapal ini,  tutur sang kades,  karena sengaja melanggar batu di perairan. “Mungkin merasa kuat maklum kapal terbuat dari besi semua,” katanya. hingga kini hanya tiang kapal saja terlihat, apabila air mulai surut puing kerangka kapal terlihat jelas setinggi satu meteran.

Dengan tenggelamnya kapal ini otomatis perairan Internasional ini terganggu. Banyak kapal-kapal dagang tak bisa masuk dengan leluasa. Akhirnya pelabuhan Sambas sepi dari kunjungan kapal dagang antar bangsa. Meskipun aktivitasnya masih berjalan seperti biasa. Bahkan sebelumnya banyak kapal dari luar negeri menempuh jalur ini sebelum tiba ke Sambas. Sebut saja kapal dagang dari Singapura yang akan mengakut getah dari Sambas. Sang kades menuturkan sekitar tahun 1970-an pun banyak kapal dagang yang memiliki kapasitas 900 ton bisa lewat, namun semakin berkurang. Di tahun 1980-an hanya kapal kayu berkapasitas 100-200 ton saja yang dapat melewati perairan Sungai Sambas Kecil ini. Banyak kapal yang sudah pernah berlabuh ke Sambas melewati perairan Sebatok. Seperti kapal dagang dari Singapura, Panama, Korea, Jepang. “Namanya juga saya ingat sekilas seperti kapal Ares, Kapal Laponda,” ucapnya sembari mengingat nama kapal yang pernah terbaca olehnya. 

Tragedi kapal karam kembali terjadi di tahun 1982, yakni Kapal Efar dari Jakarta. Kapal ini juga melanggar batu di Sebatok lalu karam di Sebawi. Setelah kejadian ini tak pernah lagi kapal dagang atau kapal skala besar masuk ke pelabuhan Sambas. Hal ini selain banyaknya bangkai kapal yang masih tertinggal di dalam sungai, juga disertai pedangkalan dimana daratan semakin tinggi.  Tenggelamnya kapal ini bukanlah tak ada solusi. Sang kades ingat persis dimana ada tim dari pemerintah yang dulunya wakil gubernurnya bernama H Harun dan Camat Sambas masih dipegang Pak Marisak sekitar tahun 1990-an. Tim turun ke lapangan berencana mengangkat puing kapal namun dua kali turun lapangan, solusi pun tak ada, hingga kini bangkai kapal tetap terbenam di sungai dan menjadi cerita sejarah untuk diketahui generasi penerus masyarakat Sambas.
Source:Pontianak Post