Friday, December 31, 2010

CATATAN AKHIR TAHUN MASEHI

Malam ini adalah malam tahun baru masehi, yaitu permulaan tahun pada kalender gregorian. Mayoritas manusia di bumi ini merayakannya. Hmmm… untuk apa? Apakah merayakan penambahan tahun, yang artinya jatah umur dunia (dan jatah umur kita) semakin berkurang?

Sejarah Tahun Baru 1 Januari
The World Book Encyclopedia tahun 1984, volume 14, halaman 237.
“The Roman ruler Julius Caesar established January 1 as New Year’s Day in 46 BC. The Romans dedicated this day to Janus , the god of gates, doors, and beginnings. The month of January was named after Janus, who had two faces – one looking forward and the other looking backward.”
Artinya kurang lebih begini :
“Penguasa Romawi Julius Caesar menetapkan 1 Januari sebagai hari permulaan tahun baru semenjak abad ke 46 SM. Orang Romawi mempersembahkan hari ini (1 Januari) kepada Janus, dewa segala gerbang, pintu-pintu, dan permulaan (waktu). Bulan Januari diambil dari nama Janus sendiri, yaitu dewa yang memiliki dua wajah – sebuah wajahnya menghadap ke (masa) depan dan sebuahnya lagi menghadap ke (masa) lalu.”
Dewa Janus sendiri adalah sesembahan kaum Pagan Romawi, dan pada peradaban sebelumnya di Yunani telah disembah sosok yang sama bernama dewa Chronos. Kaum Pagan, atau dalam bahasa kita disebut kaum kafir penyembah berhala, hingga kini biasa memasukkan budaya mereka ke dalam budaya kaum lainnya, sehingga terkadang tanpa sadar kita mengikuti mereka. Sejarah pelestarian budaya Pagan (penyembahan berhala) sudah ada semenjak zaman Hermaic (3600 SM) di Yunani
Bulan Januari (bulannya Janus) juga ditetapkan setelah Desember dikarenakan Desember adalah pusat Winter Soltice, yaitu hari-hari dimana kaum pagan penyembah Matahari merayakan ritual mereka saat musim dingin. 
Kaum Pagan sendiri biasa merayakan tahun baru mereka (atau Hari Janus) dengan mengitari api unggun, menyalakan kembang api, dan bernyanyi bersama. Kaum Pagan di beberapa tempat di Eropa juga menandainya dengan memukul lonceng atau meniup terompet.



Dalam ilmu pengetahuan dan sains Agamaku sendiri, waktu adalah salah satu makhluk yang Allah ciptakan untuk mengiringi keseimbangan di dimensi ketiga, yaitu dimensi yang kita tinggali ini. Tanpa adanya waktu, maka dimensi tiga ini tidak akan terdapat ruang dan massa, begitu pula sebaliknya. Ketiga makhluk Allah tersebut (ruang, massa, dan waktu) adalah sesuatu yang Allah ciptakan supaya raga dimensi tiga kita ini dapat hidup di dunia ini. Waullahu’alam.
“Barangsiapa menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk golongan mereka.”
(Hadits Riwayat Abu Dawud)

Wednesday, December 29, 2010

SURAT UNTUK FIRMAN UTINA

Kawan, kita sebaya. Hanya bulan yang membedakan usia. Kita tumbuh di tengah sebuah generasi dimana tawa bersama itu sangat langka. Kaki kita menapaki jalan panjang dengan langkah payah menyeret sejuta beban yang seringkali bukan urusan kita. Kita disibukkan dengan beragam masalah yang sialnya juga bukan urusan kita. Kita adalah anak-anak muda yang dipaksa tua oleh televisi yang tiada henti mengabarkan kebencian. Sementara adik-adik kita tidak tumbuh sebagaimana mestinya, narkoba politik uang membunuh nurani mereka. Orang tua, pendahulu kita dan mereka yang memegang tampuk kekuasaan adalah generasi gagal. Suatu generasi yang hidup dalam bayang-bayang rencana yang mereka khianati sendiri. Kawan, akankah kita berhenti lantas mengorbankan diri kita untuk menjadi seperti mereka?

Di negeri permai ini, cinta hanyalah kata-kata sementara benci menjadi kenyataan. Kita tidak pernah mencintai apapun yang kita lakukan, kita hanya ingin mendapatkan hasilnya dengan cepat. Kita tidak mensyukuri berkah yang kita dapatkan, kita hanya ingin menghabiskannya. Kita enggan berbagi kebahagiaan, sebab kemalangan orang lain adalah sumber utama kebahagiaan kita. Kawan, inilah kenyataan memilukan yang kita hadapi, karena kita hidup tanpa cinta maka bahagia bersama menjadi langka. Bayangkan adik-adik kita, lupakan mereka yang tua, bagaimana mereka bisa tumbuh dalam keadaan demikian. Kawan, cinta adalah persoalan kegemaran. Cinta juga masalah prinsip. Bila kau mencintai sesuatu maka kau tidak akan peduli dengan yang lainnya. Tidak kepada poster dan umbul-umbul, tidak kepada para kriminal yang suka mencuci muka apalagi kepada kuli kamera yang menimbulkan kolera. Cinta adalah kesungguhan yang tidak dibatasi oleh menang dan kalah.

Hari-hari belakangan ini keadaan tampak semakin tidak menentu. Keramaian puluhan ribu orang antre tidak mendapatkan tiket. Jutaan orang lantang bersuara demi sepakbola. Segelintir elit menyiapkan rencana jahat untuk menghancurkan kegembiraan rakyat. Kakimu, kawan, telah memberi makna solidaritas. Gocekanmu kawan, telah mengundang tarian massal tanpa saweran. Terobosanmu, kawan, menghidupkan harapan kepada adik-adik kita bahwa masa depan itu masih ada. Tendanganmu kawan, membuat orang-orang percaya bahwa kata “bisa” belum punah dari kehidupan kita. Tetapi inilah buruknya hidup di tengah bangsa yang frustasi, semua beban diletakkan ke pundakmu. Seragammu hendak digunakan untuk mencuci dosa politik. Kegembiraanmu hendak dipunahkan oleh iming-iming bonus dan hadiah. Di Bukit Jalil kemarin, ada yang mengatakan kau terkapar, tetapi aku percaya kau tengah belajar. Di Senayan esok, mereka bilang kau akan membalas, tetapi aku berharap kau cukup bermain dengan gembira.

Firman Utina, kapten tim nasional sepak bola Indonesia, bermain bola lah dan tidak usah memikirkan apa-apa lagi. Sepak bola tidak ada urusannya dengan garuda di dadamu, sebab simbol hanya akan menggerus kegembiraan. Sepak bola tidak urusannya dengan harga diri bangsa, sebab harga diri tumbuh dari sikap dan bukan harapan. Di lapangan kau tidak mewakili siapa-siapa, kau memperjuangkan kegembiraanmu sendiri. Di pinggir lapangan, kau tidak perlu menoleh siapa-siapa, kecuali Tuan Riedl yang percaya sepak bola bukan dagangan para pecundang.

Berlarilah Firman, Okto, Ridwan dan Arif, seolah-olah kalian adalah kanak-kanak yang tidak mengerti urusan orang dewasa.

Berjibakulah Maman, Hamzah, Zulkifli dan Nasuha seolah-olah kalian mempertahankan kegembiraan yang hendak direnggut lawan.

Tenanglah Markus, gawang bukan semata-mata persoalan kebobolan tetapi masalah kegembiraan membuyarkan impian lawan.

Gonzales dan Irvan, bersikaplah layaknya orang asing yang memberikan contoh kepada bangsa yang miskin teladan.


Kawan, aku berbicara tidak mewakili siapa-siapa. Ini hanyalah surat dari seorang pengolah kata kepada seorang penggocek bola. Sejujurnya, kami tidak mengharapkan Piala darimu. Kami hanya menginginkan kegembiraan bersama dimana tawa seorang tukang becak sama bahagianya dengan tawa seorang pemimpin Negara. Tidak, kami tidak butuh piala, bermainlah dengan gembira sebagaimana biasanya. Biarkan bola mengalir, menarilah kawan, urusan gol seringkali masalah keberuntungan. Esok di Senayan, kabarkan kepada seluruh bangsa bahwa kebahagiaan bukan urusan menang dan kalah. Tetapi kebahagiaan bersumber pada cinta dan solidaritas. Berjuanglah layaknya seorang laki-laki, kawan. Adik-adik kita akan menjadikan kalian teladan!


Source :SUPPORT TEAM GARUDA 

Friday, December 3, 2010

Prototype Suzuki Satria FU 150

Sejarah Terbentuknya Suzuki Satria FU 150 apakah anda pecinta motor bebeksport? Selayaknya anda tahu cerita tentang asal usul motor bebek paling "Sakti" saat ini. Tak lain dan tak bukan ada lahSuzuki Satria FU 150. Mari kita walai sedikit tentang Suzuki Satria FU 150, bebek "sakti" ini adalah motor sport moped keluaran Suzuki. Satria FU 150 bisa dibilang motor paling laku di Indonesia saat ini. Lalu bagai mana kisah latar belakangnya diciptakannya sang Hyper Underbone ini?

Nenek moyangnya Suzuki Satria FU 150:
Nenek Moyangnya Satria FU 150,Suzuki RC 100
Suzuki RC100 merupakan generasi kedua Suzuki RC yang beredar di Indonesia dan basis awal terbentuknya Satria FU. Seiring dengan regenerasi yang dilakukan oleh Yamaha dengan mengeluarkan seri V100E (Yamaha Alfa), Suzuki pun merilis type RC100. Sesuai namanya, kapasitas motor dua tak ini adalah 100cc (atau 99cc tepatnya) dengan menggunakan basis mesin yang sama dengan RC80. Motor jenis RC100 ini mengawali era “perang dingin” antara Suzuki bebek dan Yamaha bebek di Sirkuit Balap Ancol.

Pada tahun 1988, Suzuki memproduksi RC100 Sprinter yang merupakan bebek bertipe ayam jago pertama di Indonesia. Perbaikan suspensi depan ni sangat mendongkrak karir Suzuki RC di dunia balap. Pada era itu Suzuki RC100 (Sprinter) mampu bersaing melawan Yamaha Alfa (berkapasitas 102cc), dan boleh dibilang hasil akhirnya adalah imbang.

Namun demikian, pada era pasar senggol (selepas Sirkuit Ancol ditutup pada tahun 1992) kedua motor tersebut jarang sekali bertemu di arena balap di Jakarta (mungkin hanya pada acara Road Race yang diselenggarakan oleh Santana). Hal tersebut diakibatkan karena tiap pabrikan sibuk dengan OMR (One Make Race) masing-masing dan Suzuki sudah memiliki jenis type RC110 (Crystal) semenjak 1990.

Munculnya Sang Legenda Satria R 120:

munculnya sang legenda Satria R 120
Suzuki Satria R 120 ini muncul di Indonesia sekitar 2002. Motor ini awalnya berbasis bebek, tapi kekuatan motor sport. Tarikan dan suspensinya bagus. Biarpun berbasis bebek, satria memiliki beberapa fitur motor sport, seperti: persneling sport, kopling manual dll. Jadi Satria R 120 ini tak menjadi sejarah berawalnya Satria F. Karena secara basis dan body semuanya beda.

Sekarang mari kembali ke masa sekarang ketika Suzuki Satria FU 150 sedang laris manisnya bak sabun mandi :D Satria F 150 pertama muncul sekitar awal-awal 2005. Satria ini kembali menghidupkan nenek moyangnya yaitu sprinter RC100. Modelnya sama dengan sprinter, dibekali dengan mesin sport, 150cc menjadikan Satria F 150 sebagai bebek sport terkini. Satria F 150 ini bisa disebut sebagai Satria FU. Huruf "u" disini adalah "sang underbone". Satria F150 ini muncul sebagai 'bebek sakti" di antara bebek-bebek lainnya.

Lahirnya New Prototype=Hyper Underbone
Setelah diluncurkan Suzuki GSX-R600 pada pertengahan 2008, suzuki mengeluarkan satria F baru. Satria F 150 baru ini memiliki spesifikasi yg sama dengan satria tahun 2005. Orang-orang sering mengatakan bahwa Satria FU 150 ini adalah motor yang hebat dan fenomenal. Satria FU 150 ini tetap mencerminkan nenek moyang F yaitu Sprinter RC100. Satria FU 150 ini adalah versi kecilnya sang Suzuki GSX. Kalau tidak percaya silakan lihat fotonya dibahwah ini:

Satria FU 150 versi kecilnya Suzuki GSXCoba bandingkan dengan ini:
Prototype Suzuki Satria FU 150
Nah.. mirip bukan? Jadi begitulah cerita singkat Sejarah Terbentuknya Suzuki Satria FU 150, kalau ada yang kurang silakan berbagi di kolom komentar.